Senin, 03 September 2012

Hati Adalah Pemimpin


Peran hati terhadap seluruh anggota badan ibarat raja terhadap para prajuritnya. Semua bekerja atas dasar perintahnya dan tunduk kepadanya. Di kemudian hari hati akan ditanya
tentang para prajuritnya. Sebab setiap pemimpin itu bertanggung jawab atas yang dipimpinnya.

Allah Ta’ala berfirman : “Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan dimintai pertanggungjawaban.” (Surat 16 Al- Israa’ (Memperjalankan Di Malam Hari) Ayat 36)

Rasulullah –Shallallahu Alaihi Wa Ala Alihi Wa Sallam bersabda : “Ketahuilah, di dalam tubuh itu ada segumpal daging. Bila ia baik maka baik pulalah seluruh tubuh. Dan apabila ia rusak maka rusak pulalah seluruh tubuh. Ketahuilah itu adalah
hati.”(HR Bukhari dan Muslim) Maka, memperhatikan dan meluruskan hati merupakan perkara yang paling utama untuk diseriusi oleh orang-orang yang menempuh jalan menuju Allah.
Demikian pula dengan mengkaji penyakit-penyakit hati dan metode mengobatinya
merupakan bentuk ibadah yang utama bagi ahli ibadah.

Hatimu Saudaraku, semoga Allah memberkatimu…
Jangan kotori hatimu…Hati yang kotor tidak akan pernah sampai kepada Allah…
Hati yang kotor tidak akan pernah hidup bahagia…Hati adalah segala-galanya…Seorang ahli ibadah yang hatinya kotor, kelak dilempar keneraka…Ibadah tidak merubahnya…Ibadah
tidak berguna bagi mereka…Amalan hati lebih penting daripada amalan badan,
walau keduanya sama penting…Semoga hati kita benar-benar menjadi pemimpin
yang baik dan bertangung jawab…

Al-Qur'an sebagai Pembela di Hari Akhirat



Abu Umamah r.a. berkata : "Rasulullah
S.A.W telah menganjurkan supaya kami
semua mempelajari Al-Qur'an, setelah
itu Rasulullah S.A.W memberitahu
tentang kelebihan Al-Qur'an." Telah
bersabda Rasulullah S.A.W : Belajarlah
kamu akan Al-Qur'an, di akhirat nanti
dia akan datang kepada ahli-ahlinya,
yang mana di kala itu orang sangat
memerlukannya."
Ia akan datang dalam bentuk seindah-
indahnya dan ia bertanya, " Kenalkah
kamu kepadaku?" Maka orang yang pernah
membaca akan menjawab : "Siapakah
kamu?"

Maka berkata Al-Qur'an : "Akulah yang
kamu cintai dan kamu sanjung, dan juga
telah bangun malam untukku dan kamu
juga pernah membacaku di waktu siang
hari." Kemudian berkata orang yang pernah
membaca Al-Qur'an itu : "Adakah kamu
Al-Qur'an?" Lalu Al-Qur'an mengakui
dan menuntun orang yang pernah membaca
mengadap Allah S.W.T. Lalu orang itu
diberi kerajaan di tangan kanan dan
kekal di tangan kirinya, kemudian dia
meletakkan mahkota di atas kepalanya.

Pada kedua ayanh dan ibunya pula yang
muslim diberi perhiasan yang tidak

dapat ditukar dengan dunia walau
berlipat ganda, sehingga keduanya
bertanya : "Dari manakah kami
memperolehi ini semua, pada hal amal
kami tidak sampai ini?"

Lalu dijawab : "Kamu diberi ini semua
kerana anak kamu telah mempelajari Al-
Qur'an."

Al-quran menjawab pertanyaan manusia













~ Manusia Bertanya : Kenapa aku diuji ?
Qur'an Menjawab : Apakah manusia itu
mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)
mengatakan:
"Kami telah beriman", sedang mereka
tidak diuji lagi? (Al-Ankabuut :2).

Dan sesungguhnya Kami telah menguji
orang-orang sebelum mereka, maka
sesungguhnya Allah mengetahui
orang-orang yang benar dan sesungguhnya
Dia mengetahui orang-orang yang dusta.
(Al-Ankabuut : 3)

~ Manusia Bertanya : Kenapa aku tidak
diuji saja dengan hal-hal yang baik ?
Qur'an Menjawab : boleh jadi kamu
membenci sesuatu, padahal ia amat baik
bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu
menyukai sesuatu padahal ia amat buruk
bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu
tidak mengetahui. (Al-Baqarah : 216)

~ Manusia Bertanya : Kenapa aku diberi
ujian seberat ini?
Qur'an Menjawab : Allah tidak membebani
seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. (Al-Baqarah : 286)

~ Manusia Bertanya : Bolehkah aku frustrasi ?
Qur'an Menjawab : Janganlah kamu
bersikap lemah, dan janganlah (pula)
kamu bersedih hati, padahal kamulah
orang-orang yang paling tinggi
(derajatnya), jika kamu orang-orang yang
beriman. (Ali Imraan : 139)

~ Manusia Bertanya : Bolehkah aku berputus asa ?
Qur'an Menjawab : ..dan jangan kamu
berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya tiada berputus asa dari
rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.
(Yusuf : 87)

~ Manusia Bertanya : Bagaimana cara
menghadapi ujian hidup ini?
Qur'an Menjawab : Hai orang-orang yang
beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah
kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga
(di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah
kepada Allah supaya kamu beruntung. (Ali
Imraan : 200) Jadikanlah sabar dan
shalat sebagai penolongmu. Dan
sesungguhnya yang demikian itu sungguh
berat, kecuali bagi orang-orang yang
khusyu'. (Al-Baqarah : 45)

~ Manusia Bertanya : Bagaimana menguatkan hatiku?
Qur'an Menjawab :..Cukuplah Allah
bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia.
Hanya kepada-Nya aku bertawakal..
(At-Taubah : 129)

~ Manusia Bertanya : Apa yang kudapat dari semua ujian ini?
Qur'an Menjawab : Sesungguhnya Allah
telah membeli dari orang-orang mu'min,
diri dan harta mereka dengan memberikan
surga untuk mereka.. (At-Taubah : 111)


Sabda Nabi Saw "sampaikan dariku walau
hanya satu ayat"

Buah Mengembalikan Urusan Kepada Allah Dan Bersabar


Dalam hidup ini, setiap muslim kadang
menghadapi ujian, cobaan dan bencana.
Karena itu, ketika diuji, hendaknya ia
bersabar dan mengharapkan pahala
kepada Allah atas musibahnya. Jika
demikian, tentu Allah tidak akan
menyia-nyiakan sesuatu pun untuknya,
bahkan Allah akan menggantinya dengan
sesuatu yang lebih baik dari apa yang
hilang darinya.

Dalam Shahih-nya, Imam Muslim
meriwayatkan dari Ummu Salamah
radliyallahu 'anha, bahwasanya ia
berkata:
“Aku mendengar Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda, ‘Tidaklah seorang muslim
yang tertimpa suatu musibah, lalu ia
mengatakan apa yang diperintahkan
Allah, ‘Sesungguhnya kami adalah milik
Allah dan sesungguhnya kami akan
kembali kepada-Nya. Ya Allah, berilah
aku pahala karena musibah ini, dan
gantikanlah untukku sesuatu yang lebih
baik darinya’, kecuali Allah akan
memberinya ganti yang lebih baik.’
Ummu Salamah berkata, ‘Ketika Abu
Salamah meninggal dunia, aku
berkata, ‘Siapakah orang Islam yang
lebih baik dari Abu Salamah?,
(penghuni) rumah yang pertama kali
hijrah kepada Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wasallam? Lalu aku
mengatakan ucapan di atas, kemudian
Allah menggantikan untukku Rasulullah
sebagai suami)’.”

Wahai umat Islam, ketahuilah!
Sesungguhnya barang-siapa yang
meninggalkan sesuatu karena Allah,
niscaya Allah akan menggantinya dengan
sesuatu yang lebih baik daripadanya.
Siapa yang meninggalkan dari menampar
pipi sendiri, mengoyak-ngoyak pakaian
dan berteriak-teriak me-ratap serta
kemungkaran yang sejenisnya, kemudian
ia memohon pahala di sisi Allah atas
musibahnya serta mengembalikan
semuanya kepada Allah, niscaya Allah
akan menggantinya dan sungguh Allah
adalah sebaik-baik Pemberi ganti.

Kita Hidup dalam Lautan Ujian


Hidup ini memang tak lebih dari lembar
demi lembar ujian, karena Allah SWT
menjadikan seseorang sebagai ujian
bagi sesamanya. Itulah yang Allah
firmankan, "Dan Kami jadikan sebagian
kalian ujian bagi sebagian yang lain.”
(QS. Al-Furqan : 20), "Dan sungguh
akan Kami berikan cobaan kepadamu,
dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa, dan buah-
buahan." (QS. Al-Baqarah (2) : 155).

Ibnul Qayyim mengatakan, bahwa kondisi
ujian seperti ini akan dialami oleh
setiap orang. Para Rasul diuji oleh
yang didakwahinya. Diuji kesabarannya
atas cacian mereka, diuji kemampuannya
dalam menyampaikan risalah Allah. Kaum
yang disampaikan ajaran oleh para
Rasul itu juga diuji oleh dakwah yang
disampaikan para Rasul. Diuji apakah
mereka mentaati para Rasul, menolong,
dan membenarkannya? Atau mereka malah
mengkufuri, menolak, dan memeranginya?

Para ulama diuji dengan orang-orang
bodoh. Apakah para ulama itu tetap
mengajari, menasehati, dan sabar untuk
mengajari mereka? Dan orang-orang
bodoh juga diuji dengan adanya para
ulama. Apakah mereka akan mentaati dan
mengikuti para ulama? Kaum pria diuji
dengan adanya kaum wanita. Dan
sebaliknya wanita juga diuji dengan
adanya kaum pria. Suami diuji dengan
istrinya. Istri diuji dengan suaminya.
Orang mukmin diuji dengan orang kafir.
Orang kafir diuji dengan orang mukmin.

Ketahuilah juga bahwa kedudukan dan
kehormatan yang kita nikmati itu
adalah ujian. Pemimpin adalah ujian
bagi rakyat dan rakyat adalah ujian
bagi pemimpin, yang kuat adalah ujian
bagi yang lemah dan yang lemah adalah
ujian bagi yang kuat, yang kaya adalah
ujian bagi yang miskin dan yang miskin
adalah ujian bagi yang kaya, yang
tampan adalah ujian bagi yang jelek
dan yang jelek adalah ujian bagi yang
tampan. Semua orang adalah ujian bagi
sesamanya. "Dan Kami jadikan sebagian
kalian ujian bagi sebagian yang lain."

Dengarkanlah sebuah syair yang dikutip
oleh Ibnul Qayyim dalam kitab Miftah
Darus Sa'adah, "Adakah orang yang
sampai pada kedudukan yang terpuji,
atau akhir yang utama. Kecuali setelah
ia melewati jembatan ujian. Demikian
kedudukan tinggi jika engkau ingin
mencapainya. Naiklah ke sana dengan
melewati jembatan kelelahan."

"Tiada sesuatu bencana pun yang
menimpa di bumi dan (tidak pula) pada
dirimu sendiri melainkan telah
tertulis dalam kitab (Luhul Mahfuzh)
sebelum Kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu adalah
mudah bagi Allah." (QS. Al-Hadid
(57) : 22).

Tinta pena telah mongering, lembaran-
lembaran catatan ketentuan telah
disimpan, setiap perkara telah
diputuskan, dan takdir telah
ditetapkan. Maka, "Katakanlah : Sekali-
kali tidak akan menimpa kami melainkan
apa yang telah ditetapkan oleh Allah
bagi kami." (QS. At-Taubah (9) : 51).

Apa yang membuat kita benar tak akan
membuat kita salah. Sebaliknya, apa
yang membuat kita salah tidak akan
membuat kita benar. Jika keyakinan
tersebut tertanam kuat pada jiwa kita
dan kukuh bersemayam dalam hati, maka
setiap bencana akan menjadi karunia,
setiap ujian menjadi anugerah, dan
setiap peristiwa menjadi penghargaan
dan pahala.

"Barangsiapa yang oleh Allah
dikehendaki menjadi baik, maka ia akan
diuji olehNya."

Wallahu a'lam.

TIPS SEDERHANA KETENANGAN JIWA


Semoga salam tercurahkan kepada Baginda Mulia Rasulullah Muhammad Shallalahu’alihi wassalam yang telah membawa pelita dari gelap menuju jalan ilaihiah yang terang benderang.

Berikut ada tips bagi Anda dari ana yang faqir ini, yang mungkin saat ini selalu dirundung gelisah oleh kehidupan duniawi, afwan mungkin antum semua sudah mengetahuinya. Mohon kalau ada salah, tolong dikoreksi. Inilah tipsnya:

*Bangun sepertiga malam –ucapkanlah doa: Alhamdulillahhilladzi ahyana ba’dama ama tana wa ilaihinnusuur- kemudian lakukan sholat tahajud dan berdoalah kepada Allah Azza Wa Jalla. Insya Allah di keheningan malam, kekhusyukan akan mudah dicapai. Bacalah Al Quran dalam sholat Anda dengan menghayati atau bacalah bacaan yang mengingat kedahsyatan Yaumul Akhir dan perihnya siksa neraka, agar kita dapat merasakan kecilnya kita sebagai manusia yang lemah.

*Memulai hari dengan sholat subuh berjamaah di masjid / musholla (pahalanya 27 derajad lebih besar ketimbang sholat munfarid / sendirian) kemudian lanjutkan dengan membaca Al Quran secara tartil (perlahan) dan pahami maknanya..

Dan bacalah Al Qur'an itu dengan perlahan-lahan.
QS 73 : 4

Membaca Quran bila dilakukan dengan tergesa-gesa akan mengurangi penghayatan terhadap makna yang dikandungnya. Kemudian baca juga arti yang terkandung dari bacaan itu. Untuk itu memang sebaiknya membaca Al Quran yang disertai terjemahnya. Insya Allah bila dibaca dengan tenang akan menimbulkan ketenangan jiwa. Kemudian dilanjutkan berzikir dengan membaca doa-doa Al Ma’Tsurot (pagi dan petang) yang diajarkan Baginda Rasullah SAW, Insya Allah kita senantiasa berada dalam penjagaan Allah SWT. Karena hanya Allah yang besar sedangkan yang lain adalah kecil adanya.

*Kemudian ulangi lagi zikir Al Ma’tsurot itu tatkala hari menjelang petang. Usahakan sholat fardhu berjamaah dan tepat waktu. Bila perlu berpuasalah sunah senin – kamis agar perut dapat beristirahat dan insya Allah, doa orang yang berpuasa akan makbul.

Di saat sekarang ini memang untuk istiqomah berat likunya, sedangkan untuk maksiyat sangat mudah jalannya. Kehidupan maksiyat ini memang dimulai dari gaya hidup serba materialistic – hedonis. Kemaksiyatan inilah yang membuat hati menjadi kosong dan hampa yang membuat kita senantiasa gelisah dan takut.. Jadi sebisa mungkin hindarilah membuka pagi dengan menonton TV, membaca koran, senam maksiyat, atau membuka internet. Ingatlah, Allah akan ingat hamba-hamba yang selalu mengingatnya.
Allah menyuruh kita untuk berzikir di waktu pagi dan petang karena dua titik waktu inilah yang menjadi penanda perpisahan antara kegelapan dan terangnya dunia. Yang tentu saja menjadi salah satu pengingat kita akan roda kehidupan. Bahwa hidup ini hanya sementara dan ada batasnya, dan hanya kepada Allah lah kita berserah diri dan mohon perlindungan.

Kehidupan dunia itu hanyalah PERMAINAN


"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya
kehidupan dunia itu hanyalah PERMAINAN
dan suatu yang MELALAIKAN, perhiasan dan
bermegah-megah antara kamu serta
berbangga-bangga tentang banyaknya harta
dan anak, seperti hujan yang
tanam-tanamannya mengagumkan para
petani; kemudian tanaman itu menjadi
kering dan kamu lihat warnanya kuning
kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat
(nanti) ada adzab yang keras dan ampunan
dari Allah serta keridaan-Nya. Dan
kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah
kesenangan yang menipu".
(QS. Al Hadiid:19)

semoga akhirat jadi tujuan akhir kita