Senin, 03 September 2012

Hati Adalah Pemimpin


Peran hati terhadap seluruh anggota badan ibarat raja terhadap para prajuritnya. Semua bekerja atas dasar perintahnya dan tunduk kepadanya. Di kemudian hari hati akan ditanya
tentang para prajuritnya. Sebab setiap pemimpin itu bertanggung jawab atas yang dipimpinnya.

Allah Ta’ala berfirman : “Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan dimintai pertanggungjawaban.” (Surat 16 Al- Israa’ (Memperjalankan Di Malam Hari) Ayat 36)

Rasulullah –Shallallahu Alaihi Wa Ala Alihi Wa Sallam bersabda : “Ketahuilah, di dalam tubuh itu ada segumpal daging. Bila ia baik maka baik pulalah seluruh tubuh. Dan apabila ia rusak maka rusak pulalah seluruh tubuh. Ketahuilah itu adalah
hati.”(HR Bukhari dan Muslim) Maka, memperhatikan dan meluruskan hati merupakan perkara yang paling utama untuk diseriusi oleh orang-orang yang menempuh jalan menuju Allah.
Demikian pula dengan mengkaji penyakit-penyakit hati dan metode mengobatinya
merupakan bentuk ibadah yang utama bagi ahli ibadah.

Hatimu Saudaraku, semoga Allah memberkatimu…
Jangan kotori hatimu…Hati yang kotor tidak akan pernah sampai kepada Allah…
Hati yang kotor tidak akan pernah hidup bahagia…Hati adalah segala-galanya…Seorang ahli ibadah yang hatinya kotor, kelak dilempar keneraka…Ibadah tidak merubahnya…Ibadah
tidak berguna bagi mereka…Amalan hati lebih penting daripada amalan badan,
walau keduanya sama penting…Semoga hati kita benar-benar menjadi pemimpin
yang baik dan bertangung jawab…

Al-Qur'an sebagai Pembela di Hari Akhirat



Abu Umamah r.a. berkata : "Rasulullah
S.A.W telah menganjurkan supaya kami
semua mempelajari Al-Qur'an, setelah
itu Rasulullah S.A.W memberitahu
tentang kelebihan Al-Qur'an." Telah
bersabda Rasulullah S.A.W : Belajarlah
kamu akan Al-Qur'an, di akhirat nanti
dia akan datang kepada ahli-ahlinya,
yang mana di kala itu orang sangat
memerlukannya."
Ia akan datang dalam bentuk seindah-
indahnya dan ia bertanya, " Kenalkah
kamu kepadaku?" Maka orang yang pernah
membaca akan menjawab : "Siapakah
kamu?"

Maka berkata Al-Qur'an : "Akulah yang
kamu cintai dan kamu sanjung, dan juga
telah bangun malam untukku dan kamu
juga pernah membacaku di waktu siang
hari." Kemudian berkata orang yang pernah
membaca Al-Qur'an itu : "Adakah kamu
Al-Qur'an?" Lalu Al-Qur'an mengakui
dan menuntun orang yang pernah membaca
mengadap Allah S.W.T. Lalu orang itu
diberi kerajaan di tangan kanan dan
kekal di tangan kirinya, kemudian dia
meletakkan mahkota di atas kepalanya.

Pada kedua ayanh dan ibunya pula yang
muslim diberi perhiasan yang tidak

dapat ditukar dengan dunia walau
berlipat ganda, sehingga keduanya
bertanya : "Dari manakah kami
memperolehi ini semua, pada hal amal
kami tidak sampai ini?"

Lalu dijawab : "Kamu diberi ini semua
kerana anak kamu telah mempelajari Al-
Qur'an."

Al-quran menjawab pertanyaan manusia













~ Manusia Bertanya : Kenapa aku diuji ?
Qur'an Menjawab : Apakah manusia itu
mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)
mengatakan:
"Kami telah beriman", sedang mereka
tidak diuji lagi? (Al-Ankabuut :2).

Dan sesungguhnya Kami telah menguji
orang-orang sebelum mereka, maka
sesungguhnya Allah mengetahui
orang-orang yang benar dan sesungguhnya
Dia mengetahui orang-orang yang dusta.
(Al-Ankabuut : 3)

~ Manusia Bertanya : Kenapa aku tidak
diuji saja dengan hal-hal yang baik ?
Qur'an Menjawab : boleh jadi kamu
membenci sesuatu, padahal ia amat baik
bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu
menyukai sesuatu padahal ia amat buruk
bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu
tidak mengetahui. (Al-Baqarah : 216)

~ Manusia Bertanya : Kenapa aku diberi
ujian seberat ini?
Qur'an Menjawab : Allah tidak membebani
seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. (Al-Baqarah : 286)

~ Manusia Bertanya : Bolehkah aku frustrasi ?
Qur'an Menjawab : Janganlah kamu
bersikap lemah, dan janganlah (pula)
kamu bersedih hati, padahal kamulah
orang-orang yang paling tinggi
(derajatnya), jika kamu orang-orang yang
beriman. (Ali Imraan : 139)

~ Manusia Bertanya : Bolehkah aku berputus asa ?
Qur'an Menjawab : ..dan jangan kamu
berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya tiada berputus asa dari
rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.
(Yusuf : 87)

~ Manusia Bertanya : Bagaimana cara
menghadapi ujian hidup ini?
Qur'an Menjawab : Hai orang-orang yang
beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah
kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga
(di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah
kepada Allah supaya kamu beruntung. (Ali
Imraan : 200) Jadikanlah sabar dan
shalat sebagai penolongmu. Dan
sesungguhnya yang demikian itu sungguh
berat, kecuali bagi orang-orang yang
khusyu'. (Al-Baqarah : 45)

~ Manusia Bertanya : Bagaimana menguatkan hatiku?
Qur'an Menjawab :..Cukuplah Allah
bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia.
Hanya kepada-Nya aku bertawakal..
(At-Taubah : 129)

~ Manusia Bertanya : Apa yang kudapat dari semua ujian ini?
Qur'an Menjawab : Sesungguhnya Allah
telah membeli dari orang-orang mu'min,
diri dan harta mereka dengan memberikan
surga untuk mereka.. (At-Taubah : 111)


Sabda Nabi Saw "sampaikan dariku walau
hanya satu ayat"

Buah Mengembalikan Urusan Kepada Allah Dan Bersabar


Dalam hidup ini, setiap muslim kadang
menghadapi ujian, cobaan dan bencana.
Karena itu, ketika diuji, hendaknya ia
bersabar dan mengharapkan pahala
kepada Allah atas musibahnya. Jika
demikian, tentu Allah tidak akan
menyia-nyiakan sesuatu pun untuknya,
bahkan Allah akan menggantinya dengan
sesuatu yang lebih baik dari apa yang
hilang darinya.

Dalam Shahih-nya, Imam Muslim
meriwayatkan dari Ummu Salamah
radliyallahu 'anha, bahwasanya ia
berkata:
“Aku mendengar Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda, ‘Tidaklah seorang muslim
yang tertimpa suatu musibah, lalu ia
mengatakan apa yang diperintahkan
Allah, ‘Sesungguhnya kami adalah milik
Allah dan sesungguhnya kami akan
kembali kepada-Nya. Ya Allah, berilah
aku pahala karena musibah ini, dan
gantikanlah untukku sesuatu yang lebih
baik darinya’, kecuali Allah akan
memberinya ganti yang lebih baik.’
Ummu Salamah berkata, ‘Ketika Abu
Salamah meninggal dunia, aku
berkata, ‘Siapakah orang Islam yang
lebih baik dari Abu Salamah?,
(penghuni) rumah yang pertama kali
hijrah kepada Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wasallam? Lalu aku
mengatakan ucapan di atas, kemudian
Allah menggantikan untukku Rasulullah
sebagai suami)’.”

Wahai umat Islam, ketahuilah!
Sesungguhnya barang-siapa yang
meninggalkan sesuatu karena Allah,
niscaya Allah akan menggantinya dengan
sesuatu yang lebih baik daripadanya.
Siapa yang meninggalkan dari menampar
pipi sendiri, mengoyak-ngoyak pakaian
dan berteriak-teriak me-ratap serta
kemungkaran yang sejenisnya, kemudian
ia memohon pahala di sisi Allah atas
musibahnya serta mengembalikan
semuanya kepada Allah, niscaya Allah
akan menggantinya dan sungguh Allah
adalah sebaik-baik Pemberi ganti.

Kita Hidup dalam Lautan Ujian


Hidup ini memang tak lebih dari lembar
demi lembar ujian, karena Allah SWT
menjadikan seseorang sebagai ujian
bagi sesamanya. Itulah yang Allah
firmankan, "Dan Kami jadikan sebagian
kalian ujian bagi sebagian yang lain.”
(QS. Al-Furqan : 20), "Dan sungguh
akan Kami berikan cobaan kepadamu,
dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa, dan buah-
buahan." (QS. Al-Baqarah (2) : 155).

Ibnul Qayyim mengatakan, bahwa kondisi
ujian seperti ini akan dialami oleh
setiap orang. Para Rasul diuji oleh
yang didakwahinya. Diuji kesabarannya
atas cacian mereka, diuji kemampuannya
dalam menyampaikan risalah Allah. Kaum
yang disampaikan ajaran oleh para
Rasul itu juga diuji oleh dakwah yang
disampaikan para Rasul. Diuji apakah
mereka mentaati para Rasul, menolong,
dan membenarkannya? Atau mereka malah
mengkufuri, menolak, dan memeranginya?

Para ulama diuji dengan orang-orang
bodoh. Apakah para ulama itu tetap
mengajari, menasehati, dan sabar untuk
mengajari mereka? Dan orang-orang
bodoh juga diuji dengan adanya para
ulama. Apakah mereka akan mentaati dan
mengikuti para ulama? Kaum pria diuji
dengan adanya kaum wanita. Dan
sebaliknya wanita juga diuji dengan
adanya kaum pria. Suami diuji dengan
istrinya. Istri diuji dengan suaminya.
Orang mukmin diuji dengan orang kafir.
Orang kafir diuji dengan orang mukmin.

Ketahuilah juga bahwa kedudukan dan
kehormatan yang kita nikmati itu
adalah ujian. Pemimpin adalah ujian
bagi rakyat dan rakyat adalah ujian
bagi pemimpin, yang kuat adalah ujian
bagi yang lemah dan yang lemah adalah
ujian bagi yang kuat, yang kaya adalah
ujian bagi yang miskin dan yang miskin
adalah ujian bagi yang kaya, yang
tampan adalah ujian bagi yang jelek
dan yang jelek adalah ujian bagi yang
tampan. Semua orang adalah ujian bagi
sesamanya. "Dan Kami jadikan sebagian
kalian ujian bagi sebagian yang lain."

Dengarkanlah sebuah syair yang dikutip
oleh Ibnul Qayyim dalam kitab Miftah
Darus Sa'adah, "Adakah orang yang
sampai pada kedudukan yang terpuji,
atau akhir yang utama. Kecuali setelah
ia melewati jembatan ujian. Demikian
kedudukan tinggi jika engkau ingin
mencapainya. Naiklah ke sana dengan
melewati jembatan kelelahan."

"Tiada sesuatu bencana pun yang
menimpa di bumi dan (tidak pula) pada
dirimu sendiri melainkan telah
tertulis dalam kitab (Luhul Mahfuzh)
sebelum Kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu adalah
mudah bagi Allah." (QS. Al-Hadid
(57) : 22).

Tinta pena telah mongering, lembaran-
lembaran catatan ketentuan telah
disimpan, setiap perkara telah
diputuskan, dan takdir telah
ditetapkan. Maka, "Katakanlah : Sekali-
kali tidak akan menimpa kami melainkan
apa yang telah ditetapkan oleh Allah
bagi kami." (QS. At-Taubah (9) : 51).

Apa yang membuat kita benar tak akan
membuat kita salah. Sebaliknya, apa
yang membuat kita salah tidak akan
membuat kita benar. Jika keyakinan
tersebut tertanam kuat pada jiwa kita
dan kukuh bersemayam dalam hati, maka
setiap bencana akan menjadi karunia,
setiap ujian menjadi anugerah, dan
setiap peristiwa menjadi penghargaan
dan pahala.

"Barangsiapa yang oleh Allah
dikehendaki menjadi baik, maka ia akan
diuji olehNya."

Wallahu a'lam.

TIPS SEDERHANA KETENANGAN JIWA


Semoga salam tercurahkan kepada Baginda Mulia Rasulullah Muhammad Shallalahu’alihi wassalam yang telah membawa pelita dari gelap menuju jalan ilaihiah yang terang benderang.

Berikut ada tips bagi Anda dari ana yang faqir ini, yang mungkin saat ini selalu dirundung gelisah oleh kehidupan duniawi, afwan mungkin antum semua sudah mengetahuinya. Mohon kalau ada salah, tolong dikoreksi. Inilah tipsnya:

*Bangun sepertiga malam –ucapkanlah doa: Alhamdulillahhilladzi ahyana ba’dama ama tana wa ilaihinnusuur- kemudian lakukan sholat tahajud dan berdoalah kepada Allah Azza Wa Jalla. Insya Allah di keheningan malam, kekhusyukan akan mudah dicapai. Bacalah Al Quran dalam sholat Anda dengan menghayati atau bacalah bacaan yang mengingat kedahsyatan Yaumul Akhir dan perihnya siksa neraka, agar kita dapat merasakan kecilnya kita sebagai manusia yang lemah.

*Memulai hari dengan sholat subuh berjamaah di masjid / musholla (pahalanya 27 derajad lebih besar ketimbang sholat munfarid / sendirian) kemudian lanjutkan dengan membaca Al Quran secara tartil (perlahan) dan pahami maknanya..

Dan bacalah Al Qur'an itu dengan perlahan-lahan.
QS 73 : 4

Membaca Quran bila dilakukan dengan tergesa-gesa akan mengurangi penghayatan terhadap makna yang dikandungnya. Kemudian baca juga arti yang terkandung dari bacaan itu. Untuk itu memang sebaiknya membaca Al Quran yang disertai terjemahnya. Insya Allah bila dibaca dengan tenang akan menimbulkan ketenangan jiwa. Kemudian dilanjutkan berzikir dengan membaca doa-doa Al Ma’Tsurot (pagi dan petang) yang diajarkan Baginda Rasullah SAW, Insya Allah kita senantiasa berada dalam penjagaan Allah SWT. Karena hanya Allah yang besar sedangkan yang lain adalah kecil adanya.

*Kemudian ulangi lagi zikir Al Ma’tsurot itu tatkala hari menjelang petang. Usahakan sholat fardhu berjamaah dan tepat waktu. Bila perlu berpuasalah sunah senin – kamis agar perut dapat beristirahat dan insya Allah, doa orang yang berpuasa akan makbul.

Di saat sekarang ini memang untuk istiqomah berat likunya, sedangkan untuk maksiyat sangat mudah jalannya. Kehidupan maksiyat ini memang dimulai dari gaya hidup serba materialistic – hedonis. Kemaksiyatan inilah yang membuat hati menjadi kosong dan hampa yang membuat kita senantiasa gelisah dan takut.. Jadi sebisa mungkin hindarilah membuka pagi dengan menonton TV, membaca koran, senam maksiyat, atau membuka internet. Ingatlah, Allah akan ingat hamba-hamba yang selalu mengingatnya.
Allah menyuruh kita untuk berzikir di waktu pagi dan petang karena dua titik waktu inilah yang menjadi penanda perpisahan antara kegelapan dan terangnya dunia. Yang tentu saja menjadi salah satu pengingat kita akan roda kehidupan. Bahwa hidup ini hanya sementara dan ada batasnya, dan hanya kepada Allah lah kita berserah diri dan mohon perlindungan.

Kehidupan dunia itu hanyalah PERMAINAN


"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya
kehidupan dunia itu hanyalah PERMAINAN
dan suatu yang MELALAIKAN, perhiasan dan
bermegah-megah antara kamu serta
berbangga-bangga tentang banyaknya harta
dan anak, seperti hujan yang
tanam-tanamannya mengagumkan para
petani; kemudian tanaman itu menjadi
kering dan kamu lihat warnanya kuning
kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat
(nanti) ada adzab yang keras dan ampunan
dari Allah serta keridaan-Nya. Dan
kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah
kesenangan yang menipu".
(QS. Al Hadiid:19)

semoga akhirat jadi tujuan akhir kita

Ber-Tahajud, Berkhalwat Berdua dengan ALLAH SWT

"Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. Dan katakanlah: "Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong.” (QS Al-Isra’ 17:79-80) Dalam Al Qur’an, terdapat banyak ayat yang menuturkan tentang tahajud, perintah mengerjakannya dan keutamaannya.
 Kata tahajud sendiri dalam bahasa Arab berarti bergadang, sehingga makna tahajud adalah salat sunah di malam hari yang dilakukan sesudah tidur. Tahajud juga bisa disebut sebagai qiyamullail karena pelaksanaan waktunya malam hari.
Perbedaannya, jika tahajud hanya dilakukan sesudah tidur, qiyamullail bisa dilakukan sebelum maupun sesudah tidur. Selain itu, qiyamullail bisa berupa shalat atau amal ibadah lainnya, seperti tilawah, tasbih atau yang lainnya, sedangkan tahajud hanya berupa shalat saja.
Allah mensifati qiyamullail dengan firman-Nya: ”Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.” (QS Al-Muzzammil 73:6)
Dalam tafsir Al Azhar, Prof. Dr. Hamka menjelaskan ayat tersebut sebagai berikut: ”Karena di waktu malam gangguan sangat berkurang. Malam adalah hening, keheningan malam berpengaruh pula kepada keheningan fikiran. Di dalam suatu hadits Qudsi, Allah berfirman, bahwa pada sepertiga malam terakhir Allah turun ke langit dunia untuk mendengarkan keluhan hamba-Nya yang mengeluh, untuk menerima taubat orang yang taubat dan permohonan maghfirah (ampunan) hamba-Nya yang memohonkan ampun. Maksudnya ialah bahwa hubungan kita dengan langit pada waktu malam adalah sangat dekat.”
Tahajud maupun qiyamullail merupakan ibadah yang menghubungkan hati kita dengan Allah. Ketika suara-suara telah lenyap dan mata-mata telah terpejam serta orang-orang tertidur lelap di pembaringannya, orang yang melakukan qiyamullail menjauhkan diri mereka dari kasur-kasur empuk dan dipan-dipan mewah lagi nyaman untuk menghidupkan malam dengan berkhalwat berdua dengan-Nya.
Oleh karena itu, Allah menyanjung dan mengistimewakan mereka melalui firman-Nya: ”(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (QS Az-Zumar 39:9)
Rasulullah SAW sendiri selalu menjaga qiyamullail, selalu mengerjakan qiyamullail sampai telapak kaki beliau bengkak. Padahal, beliau telah mendapat jaminan ampunan bagi semua dosanya baik yang telah lewat maupun yang akan datang.
Ketika ditanyakan kepada beliau, maka jawabnya, ”Tidak pantaskah aku untuk menjadi seorang hamba yang pandai bersyukur.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Qiyamullail merupakan sunnah muakadah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah dengan sabdanya, "Hendaklah kamu melaksanakan qiyamullail karena qiyamullail itu adalah kebiasaan orang-orang shalih sebelum kita, sarana pendekatan kepada Allah, penghapus keburukan, pencegah dosa dan penangkal penyakit di badan." (HR. Ahmad dan Tirmidzi).
Rasulullah SAW juga sangat menganjurkan untuk melakukan qiyamullail karena di dalamnya terkandung kebaikan yang agung dan pahala yang banyak, dengan sabdanya, ”Sesungguhnya ada waktu di malam hari yang tidak seorangpun dari seorang hamba yang berdoa pada saat itu untuk memohon kebaikan kecuali pasti akan Allah kabulkan.” (HR. Muslim)
Hal ini sesuai dengan perintah Allah dalam Al Qur’an: ”Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. Dan katakanlah: "Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong.” (QS Al-Isra’ 17:79-80)
”Dan bertasbihlah kepada-Nya pada beberapa saat di malam hari dan di waktu terbenam bintang-bintang (di waktu fajar).” (QS Ath-Thuur 52:49)
” Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang dimalam hari.” (QS Al-Insan 76:26)
Hamka menerangkan tentang tafsir ayat tersebut sebagai berikut: “Sholat lima waktu ditambah dengan tahajud di malam yang panjang itu adalah alat penting bagi memperkaya jiwa dan memperteguh hati di dalam menghadapi tugas berat melakukan dakwah. Sebab rasa dekat kepada Tuhan itulah sumber kekuatan sejati bagi manusia.”
Qiyamullail merupakan kenikmatan dan karunia dari Allah terhadap hamba-Nya yang shaleh yang Allah mudahkan untuk beribadah kepada-Nya.
Dengan qiyamullail, Allah akan memberi kekuatan. Dengan qiyamullail, Allah mengabulkan doa. Dengan qiyamullail, dapat menghapus keburukan, mencegah dosa dan menangkal penyakit. Dengan qiyamullail, dapat semakin mendekatkan kepada Allah. Dengan qiyamullail, Allah akan menggolongkan dalam ibaadurrahman. Dengan qiyamullail, Allah akan mengangkat ke tempat yang terpuji. Dengan qiyamullail, Allah akan memasukkan ke surga-Nya.
Termasuk tanda cinta kepada Allah adalah bermunajat kepada-Nya di keheningan malam. Sebagaimana ungkapan dari para ulama, ”Di dunia ini tidak ada waktu yang menyerupai waktu yang sangat di surga kecuali apa yang dirasakan oleh orang-orang shaleh di dalam hati mereka akan kenikmatan bermunajat kepada Rabb mereka.”
Apabila malam telah gelap, Syadad bin Aus masuk ke kamar tidurnya, ia merasa gelisah, tidak bisa tidur, membolak-balikkan badannya bagaikan biji-bijian di atas penggorengan. Lalu, ia berkata, "Wahai Rabbku, sesungguhnya panasnya api neraka telah menghilangkan rasa kantukku." Lalu, ia bangun untuk melakukan shalat malam hingga pagi hari.
Apabila malam telah menjadi gelap gulita mereka bangun untuk shalat Maka, pagi pun datang sedang mereka masih dalam keadaan ruku Rasa takut telah menerbangkan kantuk mereka, maka bangun Saat orang-orang yang merasa aman di dunia tertidur pulas Sedang mereka sujud di kegelapan malam sambil terisak Suara tangis mereka meretakkan tulang-tulang rusuk
Wahai orang yang mendamba cinta-Nya, ingatlah bahwa Nabi Muhammad SAW beribadah di malam hari hingga kedua telapak kakinya bengkak. Para salafussaleh dan orang-orang pilihan umat ini pun selalu beribadah di malam hari. Jadikanlah qiyamullail sebagai prioritas kegiatan ibadahmu. Tidakkah Anda senang jika Anda dapat berdampingan dengan mereka di syurga Adn?
Semoga Allah menjadikan kita semua termasuk orang-orang yang difirmankan-Nya, “Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan mata air-mata air, sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.” (QS Adz-Dzariyat 51:15-18)
Hanya karena Allah-lah orang selalu terjaga di kala malam Hati yang dirundung takut dan pusing karena dosa tidak dapat tertidur Dengan tuangan air mata ia menangisi kesalahannya Dan malam pun tertutup dengan kehiruk-pikukkannya Sebagai penyesalan atas dosa-dosa yang telah dilakukannya Kepada Raja yanga para raja tunduk dan patuh kepada-Nya Wahai Tuhan, tidak ada yang maha memaafkan dosa selain-Mu Hanya kepada-Mu-lah, wahai Tuhanku, orang yang mengosongkan dirinya mencari pengampunan-Mu, Wahai Tuhan, ampunilah hamba-Mu ini
----------
dikutip dari : http://www.pks-jaksel.or.id/Article1296.html

I B U









Ibumu adalah
Ibunda darah dagingmu
Tundukkan mukamu
Bungkukkan badanmu
Raih punggung tangan beliau
Ciumlah dalam-dalam
Hiruplah wewangian cintanya
Dan rasukkan ke dalam kalbumu
Agar menjadi azimah bagi rizki dan
kebahagiaan

(Emha Ainun Najib)
Siang sudah sampai pada pertengahan. Dan Ibu begitu anggun menjumpai saya didepan pintu. Gegas saya rengkuh punggung
tangannya, menciumnya lama. Ternyata
rindu padanya tidak bertepuk sebelah
tangan. Ibu juga mendaratkan kecupan
sayang di ubun-ubun ini, lama.
"Alhamdulillah, kamu sudah pulang" itu
ucapannya kemudian. Begitu masuk ke
dalam rumah, saya mendapati ruangan yang
sungguh bersih. Sudah lama tidak pulang.

Ba'da Ashar,
"Nak, tolong angkatin panci, airnya
sudah mendidih". Gegas saya angkat
pancinya dan dahipun berkerut, panci
kecil itu diisi setengahnya. "Ah mungkin
hanya untuk membuat beberapa gelas teh
saja" pikir saya
"Eh, tolongin bawa ember ini ke depan,
Ibu mau menyiram". Sebuah ember putih
ukuran sedang telah terisi air, juga
setengahnya. Saya memindahkannya ke
halaman depan dengan mudahnya. Saya
pandangi bunga-bunga peliharaan Ibu.
Subur dan terawat. Dari dulu Ibu suka
sekali menanam bunga.
"Nak, Ibu baru saja mencuci sarung,
peras dulu, abis itu jemur di pagar yah"
pinta Ibu.
"Eh, bantuin Ibu potongin daging ayam"
sekilas saya memandang Ibu yang tengah
bersusah payah memasak. Tumben Ibu
begitu banyak meminta bantuan, biasanya
beliau anteng dan cekatan dalam segala hal.
Sesosok wanita muda, sedang menyapu
ketika saya masuk rumah sepulang dari
ziarah. "Neng.." itu sapanya, kepalanya
mengangguk ke arah saya. "Bu, siapa
itu.?" tanya saya. "Oh itu yang
bantu-bantu Ibu sekarang" pendeknya. Dan
saya semakin termangu, dari dulu Ibu
paling tidak suka mengeluarkan uang
untuk mengupah orang lain dalam
pekerjaan rumah tangga. Pantesan rumah
terlihat lebih bersih dari biasanya.
Dan, semua pertanyaan itu seakan
terjawab ketika saya menemaninya tilawah
selepas maghrib. Tangan Ibu gemetar
memegang penunjuk yang terbuat dari
kertas koran yang dipilin kecil,
menelusuri tiap huruf al-qur'an. Dan
mata ini memandang lekat pada jemarinya.
Keriput, urat-uratnya menonjol jelas,
bukan itu yang membuat saya tertegun.
Tangan itu terus bergetar. Saya
berpaling, menyembunyikan bening kristal
yang tiba-tiba muncul di kelopak mata.
Mungkinkah segala bantuan yang ia minta
sejak saya pulang, karena tangannya tak
lagi paripurna melakukan banyak hal?
"Dingin" bisik saya, sambil beringsut
membenamkan kepala di pangkuannya. Ibu
masih terus tilawah, sedang tangan
kirinya membelai kepala saya. Saya
memeluknya, merengkuh banyak kehangatan
yang dilimpahkannya tak berhingga.

Adzan isya berkumandang,
Ibu berdiri di samping saya, bersiap
menjadi imam. Tak lama suaranya memenuhi
udara mushala kecil rumah. Seperti biasa
surat cinta yang dibacanya selalu itu,
Ad-Dhuha dan At-Thariq.
Usai shalat, saya menunggunya membaca
wirid, dan seperti tadi saya pandangi
lagi tangannya yang terus bergetar. "Duh
Allah, sayangi Mamah" spontan saya
memohon. "Neng." suara ibu membuyarkan
lamunan itu, kini tangannya terangsur di
depan saya, kebiasaan saat selesai
shalat, saya rengkuh tangan berkah itu
dan menciumnya.
"Tangan ibu kenapa?" tanya saya pelan.
Sebelum menjawab, ibu tersenyum maniss
sekali.

"Penyakit orang tua"

"Sekarang tangan ibu hanya mampu
melakukan yang ringan-ringan saja, irit
tenaga" tambahnya.
Udara semakin dingin. Bintang-bintang di
langit kian gemerlap berlatarkan langit
biru tak berpenyangga. Saya memandangnya
dari teras depan rumah. Ada bulan yang
sudah memerak sejak tadi. Malam perlahan
beranjak jauh. Dalam hening itu, saya
membayangkan senyuman manis Ibu sehabis
shalat isya tadi. Apa maksudnya? Dan
mengapakah, saya seperti melayang. Telah
banyak hal yang dipersembahkan tangannya
untuk saya. Tangan yang tak pernah
mencubit, sejengkel apapun perasaannya
menghadapi kenakalan saya. Tangan yang
selalu berangsur ke kepala dan
membetulkan letak jilbab ketika saya
tergesa pergi sekolah. Tangan yang
selalu dan selalu mengelus lembut ketika
saya mencari kekuatan di pangkuannya
saat hati saya bergemuruh. Tangan yang
menengadah ketika memohon kepada Allah
untuk setiap ujian yang saya jalani.
Tangan yang pernah membuat bunga dari
pita-pita berwarna dan menyimpannya di
meja belajar saya ketika saya masih
kecil yang katanya biar saya lebih
semangat belajar.
Sewaktu saya baru memasuki bangku kuliah
dan harus tinggal jauh darinya, suratnya
selalu saja datang. Tulisan tangannya
kadang membuat saya mengerutkan dahi,
pasalnya beberapa huruf terlihat sama,
huruf n dan m nya mirip sekali. Ibu
paling suka menulis surat dengan tulisan
sambung. Dalam suratnya, selalu Ibu
menyisipkan puisi yang diciptakannya
sendiri. Ada sebuah puisinya yang saya
sukai. Ibu memang suka menyanjung :

Kau adalah gemerlap bintang di langit malam
Bukan!, kau lebih dari itu
Kau adalah pendar rembulan di angkasa sana,
Bukan!, kau lebih dari itu,
Kau adalah benderang matahari di tiap waktu,
Bukan!, kau lebih dari itu
Kau adalah Sinopsis semesta
Itu saja.
Tangan ibunda adalah perpanjangan tangan
Tuhan. Itu yang saya baca dari sebuah
buku. Jika saya renungkan, memang
demikian. Tangan seorang ibunda adalah
perwujudan banyak hal : Kasih sayang,
kesabaran, cinta, ketulusan.. Pernahkah
ia pamrih setelah tangannya menyajikan
masakan di meja makan untuk sarapan?
Pernahkan Ia meminta upah dari tengadah
jemari ketika mendoakan anaknya agar
diberi Allah banyak kemudahan dalam
menapaki hidup? Pernahkah Ia menagih
uang atas jerih payah tangannya
membereskan tempat tidur kita? Pernahkah
ia mengungkap balasan atas semua
persembahan tangannya?.. Pernahkah. .?
Ketika akan meninggalkannya untuk
kembali, saya masih merajuknya "Bu,
ikutlah ke rumah, biar dekat dengan
anak-anak". "Ah, Allah lebih perkasa di
banding kalian, Dia menjaga Ibu dengan
baik di sini. Kamu yang seharusnya
sering datang, Ibu akan lebih senang"
Jawabannya ringan. Tak ada air mata
seperti saat-saat dulu melepas saya
pergi. Ibu tampak lebih pasrah,
menyerahkan semua kepada kehendak Allah.
Sebelum pergi, saya merengkuh kembali
punggung tangannya, selagi sempat , saya
reguk seluruh keikhlasan yang pernah
dipersembahkannya untuk saya. Selagi
sisa waktu yang saya punya masih ada,
tangannya saya ciumi sepenuh takzim.
Saya takut, sungguh takut, tak dapati
lagi kesempatan meraih tangannya,
meletakannya di kening.

***
Bagaimana dengan engkau sahabatku?
Engkau sangat tahu, lewat tangannya kau
ada, duduk di depan komputer dan membaca
tulisan saya ini. Engkau sangat tahu,
lewat tangannya kau bisa menjadi
seseorang yang menjadi kebanggaan.
Engkau sangat tahu, dibanding siapapun
juga. Maka, usah kau tunggu hingga
tangannya gemetar, untuk mengajaknya
bahagia. Inilah saatnya, inilah masanya.

SEANDAINYA UMUR INI TINGGAL SATU HARI

ANDAI UMUR INI TINGGAL SATU HARI

“Hiasilah mahkota dikepalamu,kepanglah rambutmu,karena engkau tak akan tahu Allah akan mengutus seorang malaikat kepadamu,tak banyak yang dapat engkau lakukan pada hari itu,meskipun ada banyak hal yang harus dikerjakan,engkau hanya bisa terbaring diam dengan tatapan kosong”

Di awali tulisan ini dengan ucapan Bimsillahirahmannirrahim,Maha suci Allah yang telah memberikan nikmat hidup dalam diri tiap hambanya termasuk saya,yang kalau tidak salah dalam bulan ini adalah bulan di mana saya lahir bertahun2 lalu.Kalau mengingat hari kelahiran otomatis saya mengingat akan kematian,kalau saya ingat tanggal kelahiran saya ,apa mungkin saya juga akan tahu kapan tanggal kematian saya ?.walau semua itu sudah ada jawaban dan catatannya di tangan sang pencabut nyawa.Mengingat kematian adalah hal positif apalagi kalau kita takut akan datangnya kematain dan takut kepada Allah sesungguhnya hati yang tidak takut kepada Allah bukanlah sebenar-benar hati.Orang yang hidup tapi tidak mengharapkan janji Allah adalah orang yang mati sebagimana dalam firman Allah dalam surat Al_An’am 122 yang artinya “Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan(al-an’am 122)”

Tidak satu makhluk pun mengetahui kapan dating ajalnya,manusia bisa saja mengadakan persiapan selama seratus tahun,tapi apa dia tau kalau tiba2 ajalnya menghampiri pada menit berikutnya.Hanya Allah yang tau kapan sang maut datang.
Kerena hanya Allahlah yang telah mengutus kematian itu kepada para penindas dan orang2 kuat,memelintir leher2 mereka mematahkan tulang punggung para raja,memadamkan harapan dan aspirasi para pemilik kekayaan dengan cara mengakhiri hidup mereka.Dan model orang2 seperti inilah yang merasa enggan kepada kematian walau untuk sesaatpun.
Dan kalau saatnya janji Allah akan kematian itu tiba maka mereka akan terlempar kedalam lubang dan akan jatuh dari istana mereka yang tinggi dan akan masuk kedalam bumi.Tinggallah semua kemewahan,rumah megah dan kasur empuk juga tiada lagi dan harta2 istri,anak dan kerabat semua tinggal tanpa bisa menolong dan mencegah kematain tsb.
Untuk itu ingatlah hiudpmu sebelum matimu dengan tujuan supaya kita membekali diri dengan iman dan taqwa jangan sampai kita di perbudak dengan yang bersifat duniawi karena yang bresifat duniawi sifatnya akan fana dan tidak kekal,dan jangan sampai kita lalai akan hidup ini hanya karena sibuk akan dunia maka lupa akan akhirat andai dalam menit Allah menjeput kita ? sudahkah kita siap ? dan andai umur kita cuma satu hari ?
Kehidupan abadi tidak pernah berakhir dan berkahnya tidak akan ada habisnya,mengingat ini semua tak perlu dijelaskan kepada orang awam sekalipun,bahwa manusia harus memilih hidup yang kekal.Dan sebaliknya keinginan berlebihan akan sesuatu hanya bersifat sementara dan ini merupaka satu kebodohan.Seharusnya dalam waktu yang pendek ini kita tidak disibukkan dengan hal2 yang bersifat dunia saja tapi kita luangkan waktu kita yang sedikitnya untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah.Buang semua keinginan dan rencana2 yang tidak ada gunanya untuk kehidupan abadi kita kelak karena harta benda dan hal2 yang bersifat dunia akan habis,seperti dalam firman Allah surat Al_munaafiquun ayat 9_11

“Hai orang2 beriman janganlah hartamu dan anak2mu melalikan kamu dari mmengingat Allah,barangsiapa uang berbuat demikaina mereka itulah orang2 yang merugi (9)
Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?"(10)
Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.(11)”
Allah jelas berfirman ,jika dunia ini membuat kita lupa akan apa yang seharusnya kita lakukan sebelum ajal datang maka termasuklah kita orang2 yang merugi,dan kematian itu tidak bisa di tunggu.
Sebaiknya sama2 kita berpikir andai kita tau yumur kita tinggal satu hari lagi,sudah pasti tubuh ini akan bergetar hebat,jantung kita akan berdetak dengan kencang,dan keringat dingin pun akan membaahi tubuh kita.
Andai kita mengingat mati maka kita akan mengingat kehidupan masa lalu kita Apakah kehiudpan masa lalu kita dipenuhi dengan amal perbuatan baik atau perbuatan buruk ?
Untuk semua itu kita tidak perlu merasa takut akan datangnya sang maut karena sudah pasti maut itu akan datang.Hendaknya kita berpikir apa yang dapat kita lakukan andai umur kita tinggal satu hari lagi ?Untuk ini berbuat baiklah selagi kita masih diberi nikmat hidup karena tidak ada satu haripun manusia di bumi ini melainkan akan di mintai pertanggung jawabannya di hadapan Allah.Karena pekerjaan yang paling utama dari seorang hamba adalah beribadah kepada Allah karena Allah satu-satunya penolong bagi sang hamba,maka banyak dari kita yang begitu takut akan datang nya maut karena bekal kita tidak karena selama ini hidup kita tidak pernah merasa takut pada azab Allah,maka marib bersama2 kiat senantiasa takut akan Allah karena dimanapun dan kapanpun Allah selalu bersama kita dan Allah telah menyediakan dua surga bagi orang yang takut kepadaNya,janji Allah ini adalam al quran surat ar-Rahman 46 yang artinya “Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua syurga”
Andai umur ini tinggal satu hari lagi,dan kita di beritahu bahwa besok kita akan mati ? tentu kita akan menangis dan bersedih sebab kita tidak punya bekal yang cukup untuk bertemu dengan Allah dan mempertanggung jawabkan apa yang telah kita lakukan.Maka selagi masih ada umur dan kesempatan cobalah kita sama-sama berpikir untuk berbuat kebaikkan dan meningkatkan ibadah kepada Allah swt.Para ulama bersepakat bahwa derajat yang paling utama adalah derajat takut kepada Allah dengan ikhlas.Dan orang yang seperti ini akan menghidupkan malamnya dengan qiyamullail.Dan senantiasa menghidupakan malamnya dengan bersujud dan memohon dengan ridha kepada Allah.
Orang yang paling takut kepada Allah adalah Rasulullah saw,tdiak ada manusia yang paling takut kepada Allah selain beliau dan sabda beliau kepada para sahabat”Sesungguhnya orang yang paling kenal dan paling takut kepada Allah adalah aku “(imam bukhari)
Rasulullah saja takut kepada Allah kenapa kita tidak ?
Tulisan ini mengajak kita semua merenung bagaimana Allah memberitahaukan kalau umur ini tinggal sehari ?
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi penulis,karena buat penulis mengingat kematian dan takut kepada Allah adalah hal yang harus kita lakukan sepanjang kita masih diberi nafas kehidupan.
“Ibumu telah melahirkanmu dan kamu saat itu menangis dan berteriak sementara manusia disekelilingmu tertawa bahagia,maka berbuatlah sesuatu untuk dirimu yang dapat membuatmu tertawa dan membuat mereka menangisi kepergianya ketika kematian tiba”

Macam-Macam Puasa Sunnah



HARI-HARI SUNNAH BERPUASA


1. Hari Arafah ; yaitu tanggal 9 Dzul Hiiiah,
bagi orang yang tidak mengerjakan Haji.
Dari Abu Qatadah Al-Anshary ra : Bahwasanya Rasulullah  saw  pemah ditanya dari hal puasa Arafah, beliau bersabda ; “Puasa itu menghapus dosa tahun yang lalu dan tahun yang akan datang”.  Dan beliau ditanya dari hal puasa Asyura, beliau bersabda : “Menghapus dosa tahun yang lalu”. Dan beliau ditanya lagi dari hal puasa Senin, beliau bersabda : “Hari itu adalah hari dimana aku dilahirkan, dan dimana aku dijadikan Rasul dan diturunkannya padaku wahyu”. (H.R. Muslim)

2.   9 (Sembilan) Hari Pertama Dzulhijah
Dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah saw bersabda, “Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi saw menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.” (HR. Abu Daud, At Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Hafsah r.a. menceritakan; “Empat amalan yang tidak ditinggalkan Rasulullah s.a.w. iaitu; puasa ‘Asyura, puasa al-‘asyr, puasa tiga hari pada setiap bulan dan solat dua rakaat sebelum subuh”. (Riwayat Imam Abu Daud dan an-Nasai)
Menurut ulama hadits, yang dimaksud puasa al-‘asyr dalam hadis di atas ialah hari pertama Zulhijjah hingga hari ke sembilannya.

3. Hari Asyura, 10 Muharram
Aisyah ra pernah ditanya tentang puasa Asyura, ia menjawab, “Aku tidak pernah melihat Rasulullah saw puasa pada suatu hari yang beliau betul-betul mengharapkan fadilah pada hari itu atas hari-hari lainnya, kecuali puasa pada hari ke sepuluh Muharam.” (HR Muslim).
Dari Abu Qatadah Al-Anshary ra : Bahwasanya Rasulullah  saw  pemah ditanya dari hal puasa Arafah, beliau bersabda ; “Puasa itu menghapus dosa tahun yang lalu dan tahun yang akan datang”.  Dan beliau ditanya dari hal puasa Asyura, beliau bersabda : “Menghapus dosa tahun yang lalu”. Dan beliau ditanya lagi dari hal puasa Senin, beliau bersabda : “Hari itu adalah hari dimana aku dilahirkan, dan dimana aku dijadikan Rasul dan diturunkannya padaku wahyu”. (H.R. Muslim)
Dari Ibnu Abbas RA, ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa. Rasulullah SAW bertanya, “Hari apa ini? Mengapa kalian berpuasa?” Mereka menjawab, “Ini hari yang agung, hari ketika Allah menyelamatkan Musa dan kaumnya serta menenggelamkan Fir’aun. Maka Musa berpuasa sebagai tanda syukur, maka kami pun berpuasa.”Rasulullah SAW bersabda, “Kami orang Islam lebih berhak dan lebih utama untuk menghormati Nabi Musa daripada kalian.” (HR. Abu Daud).

4. Hari Tasu’a, 9 Muharram
Ibnu Abbas RA menyebutkan, Rasulullah SAW melakukan puasa Asyura dan beliau memerintahkan para sahabat untuk berpuasa. Para sahabat berkata, “Ini adalah hari yang dimuliakan orang Yahudi dan Nasrani. Maka Rasulullah saw. bersabda, “Tahun depan insya Allah kita juga akan berpuasa pada tanggal sembilan Muharam.” Namun, pada tahun berikutnya Rasulullah telah wafat. (HR Muslim, Abu Daud).
Berdasar pada hadis ini, disunahkan bagi umat Islam untuk juga berpuasa pada tanggal sembilan Muharam. Sebagian ulama mengatakan, sebaiknya puasa selama tiga hari: 9, 10, 11 Muharam.

5.   Tanggal 9, 10, 11 Muharam
Ibnu Abbas r.a. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Puasalah pada hari Asyura dan berbedalah dengan orang Yahudi. Puasalah sehari sebelum Asyura dan sehari sesudahnya.” (HR Ahmad).

6. Tiga hari pada tiap-tiap bulan
Dari Abu Dzar ra., ia berkata : Rasulullah saw menyuruh kami berpuasa tiga hari dalam sebulan ; tanggal 13, 14, dan 15″. (Diriwayatkan oleh Nasa’i, Tirmidzi dan disahkan oleh Ibnu Hibban)

7. Hari Senin dan Kamis
Abu Hurairah ra  berkata : Rasulullah saw   bersabda: Amal perbuatan itu diperiksa tiap hari Senin dan Kamis, maka saya suka diperiksa amalku sedang saya puasa. (Tirmidzy)
Rasulullah saw ditanya dari hal puasa hari senin, beliau bersabda : “Hari itu adalah hari di mana aku dilahirkan, dan di mana aku dijadikan Rasul dan diturunkannya padaku wahyu”. (H.R. Muslim)

8. Puasa Nabi Dawud,
puasa selang-seling ( sehari puasa diikuti sehari tidak puasa dst)
Rasulullah saw bersabda, “Puasa yang paling disukai oleh Allah adalah puasa Nabi Daud. Shalat yang paling disukai Allah adalah Shalat Nabi Daud. Beliau biasa tidur separuh malam, dan bangun pada sepertiganya, dan tidur pada seperenamnya. Beliau biasa berbuka sehari dan berpuasa sehari.” (HR. Bukhari Muslim)

9. Enam hari pada bulan Syawal Sesudah Hari Raya Idul fitri
Dari Abi Ayyub Al-Anshari ra. bahwasanya Rasulullah saw  bersabda : “Barangsiapa yang berpuasa Ramadlan, kemudian diikutinya puasa itu dengan puasa enam hari pada bulan Syawal, maka pahalanya akan sama dengan puasa satu tahun”. (HR. Muslim)

10. Bulan Muharam
“Sebaik-baik puasa setelah puasa ramadhan adalah puasa di bulan muharam, dan sebaik-baik shalat setelah shalat fardhu adalah shalat malam”. (HR. Muslim, Abu Daud, Tarmizi, dan Nasa’ ).

11. Bulan Sya’ban
Dari Usamah bin Zaid ra, dia berkata: “Saya berkata: “Ya Rasulullah, saya tidak pernah melihatmu berpuasa dalam suatu bulan dari bulan-bulan yang ada seperti puasamu di bulan Sya’ban.” Maka beliau bersabda: “Itulah bulan yang manusia lalai darinya antara Rajab dan Ramadhan. Dan merupakan bulan yang di dalamnya diangkat amalan-amalan kepada rabbul ‘alamin. Dan saya menyukai amal saya diangkat, sedangkan saya dalam keadaan berpuasa.” (HR. Nasa’i).
Dari ‘Aisyah ra berkata: “Adalah Rasulullah saw  berpuasa sampai kami katakan beliau tidak pernah berbuka. Dan beliau berbuka sampai kami katakan beliau tidak pernah berpuasa. Saya tidak pernah melihat Rasulullah menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali Ramadhan. Dan saya tidak pernah melihat beliau berpuasa lebih banyak dari bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari, Muslim dan Abu Dawud).

12. Bulan-Bulan Haram
Bulan-bulan Haram itu adalah Dzul-Qaedah, Dzul-Hijjah, Muharram dan Rajab
“Puasalah pada bulan-bulan haram.” [Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Imam Ahmad]
Dari Abi Bakrah RA bahwa Nabi SAW bersabda: “Setahun ada dua belas bulan, empat darinya adalah bulan suci. Tiga darinya berturut-turut; Zulqa’dah, Zul-Hijjah, Muharam dan Rajab”. (HR. Imam Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Ahmad).


HARI-HARI MAKRUH BERPUASA

1. Khusus Hari Jum’at,
kecuali kalau telah berpuasa sejak hari sebelumnya.
Dari Abi Hurairah ra. dari Nabi saw., beliau bersabda: Jangan kalian mengistimewakan malam Jum’at untuk sembahyang daripada malam-malam lainnya, dan jangan kalian mengistimewakan hari Jum’at untuk berpuasa dan pada hari-hari lainnya, kecuali bagi seseorang di antara kalian yang kebetulan harus berpuasa di hari itu”. (HR. Muslim)
Bahwasanya Rasulullah saw bersabda : “Jangan sekali-kali seseorang diantara kamu berpuasa di hari Jum’at, kecuali ia berpuasa pula satu hari sebelumnya atau sesudahnyan”. (Muttafaq ‘Alaih)

2. Puasa wishal
yaitu seorang yang melakukan puasa, tidak berbuka puasa hingga waktu sahur.
Dari Abi Hurairah ra., ia berkata Rasulullah saw telah melarang betpuasa tidak berbtlka (wishal), maka berkata seorang laki-laki dari kaum muslimin: “Tapi engkau berwishal ya Rasulullah”. Beliau menjawab :”Siapa di antara kamu yang seperti aku, di waktu malam aku diberi makan dan minum oleh Allah”. Ketika mereka enggan berhenti dari wishal, beliau ajak mereka berwishal satu hari, kemudian satu hari lagi, kemudian mereka melihat hilal, lalu beliau betsabda : “Kalaulah hilal itu lambat datangnya, aku akan tambah wishal buat kamu”, sebagai memberi pelajaran kepada mereka tatkala mereka enggan berhenti dari wishal. (Muttafaq ‘alaih)

3. Puasa Dahriya
yaitu puasa yang terus-menerus.
Dari Abdullah bin ‘Umar ra. ia berkata ; Rasulullah saw. bersabda’: “Tidak dianggap berpuasa orang yang berpuasa selama-lamanya” . (Muttafaq ‘alaih)

4. Isteri Yang Puasa Sunnah tidak dengan izin suaminya
Dari Abi Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah saw bersabda : “Tidak halal bagi wanita berpuasa sedangkan suaminya ada di rumah, kecuali dengan seidzinnya”. (Muttafaq ‘alaih dan lafadz ini dalam riwayat Bukhari; Abu Dawud menambah : “Kecuali puasa Ramadlan”.


HARI-HARI DIHARAMKAN UNTUK BERPUASA
.
1. Hari Raya’Idul Fithri, 1 Syawal
Dari Abi Sa’id Al-Khudlriyyi ra.: Bahwasanya Rasulullah saw. telah melarang puasa pada dua hari : hari Idul Fithri dan hari Idul Adha (Muttafaq’alaih)

2. Hari raya Idul Adha ; 10 Dzul Hiiiah
Lihat dalil di atas.

3. Hari Tasyriq ; 11, 12 dan 13 Dzul Hijjah
Dari Nubaitsah Al-Hudzali ra. ia berkata : Rasulullah saw bersabda : “Hari-hari tasyriq itu adalah hari makan dan minum, dan hari dzikir kepada Allah ‘Azza wa Jalla”. (HR. Muslim)

Dari dalil hari-hari haram berpuasa ini , maka jelaslah bahwa kita diperbolehkan puasa kapan saja (dengan memperhatikan hari/hal-hal yang dimakruhkan), kecuali pada hari-hari yang diharamkan.

wallahu a’lam
Dari berbagai sumber.